Setelah sukses menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di 171 daerah pada 27 Juni yang lalu, Indonesia masih punya agenda politik lainnya pada tahun depan, yakni Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD (Pemilu Legislatif/Pileg) dan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Praktis dalam periode dua tahun ini (2018 dan 2019) adalah tahun politik. Pileg dan Pilpres tahun depan sudah diawali dengan pendaftaran calon anggota legislatif dan calon presiden/wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Per tanggal 21-23 September 2018 adalah tahapan Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT). Selanjutnya akan memasuki tahapan masa kampanye.
Khusus di Kabupaten Sumbawa Barat, Partai Politik yang mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebanyak 15 Partai Politik kecuali Partai Garuda. Sesuai dengan DCT yang telah diumumkan oleh KPUD KSB sebanyak 329 Calon Legislatif Tetap yang akan berkompetisi di KSB.
Melalui opini ini, kami sedikit mengulas tentang Partai Politik dan Calon Legislatif (Caleg) mana yang akan tetap bertahan atau yang akan tereliminasi. prediksi ini kami khususkan pada Daerah Pemilihan (Dapil) Sumbawa Barat I yang meliputi Kecamatan Taliwang (ini prediksi awal dan kasar tapi boleh juga diperdebatkan—monggo). Prediksi ini tidak berarti sama maupun tidak sama dengan dapil lainnya. Dalam artian tidak menutup kemungkinan analisa ini bisa dijadikan barometer untuk mengetahui terpilih atau tidaknya patahana di dapil selain Dapil I KSB.
Kenapa harus Dapil Sumbawa Barat I? Karena kami melihat bahwa Dapil Sumbawa Barat I merupakan dapil yang sangat kompetitif juga dengan jumlah kursi paling banyak. Dapil Sumbawa Barat I (seperti penuturan banyak pihak) bahwa "dapil neraka". Pemilih di Dapil Sumbawa Barat I juga lebih rasional, sehingga kami lebih memilih untuk meprediksi pada Dapil Sumbawa barat I.
Kesatu, kami memprediksi bahwa Partai Politik yang akan memiliki kursi di DPRD KSB dari Dapil Sumbawa Barat I (urutan yang kami sebut bukan berdasarkan perolehan jumlah suara melainkan berdasarkan nomor urut partai politik) di antaranya adalah (1) Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA); (2) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP); (3) Partai Golkar; (4) Partai NasDem; (5) Partai Keadilan Sejahtera (PKS); (6) Partai Persatuan Pembangunan (PPP); (7) Partai Amanat Nasional (PAN); (8) Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA); (9) Partai Demokrat dan (10) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Dari 10 Partai Politik di atas hanya PKS yang bukan partai politik patahana/incumbent, mengeliminasi Partai Bulan Bintang (PBB). Sedangkan Partai Golkar anggota legislatif patahananya terdaftar sebagai Calon Legislatif DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selebihnya, adalah patahana. Faktor inilah yang menguatkan analisa kami, bahwa 80% patahana di Dapil I akan terpilih kembali sedangkan 20% adalah new comer yang bisa jadi adalah mantan anggota DPRD KSB juga.
Prediksi kami juga dikuatkan dengan kenyataan bahwa new comer/pendatang baru lebih disiapkan hanya sebagai pelengkap untuk memenuhi kuota caleg pada masing-masing partai politik dan yang tidak kalah penting adalah pendatang baru tidak memiliki persiapan yang matang dan lama. Sementara patahana sudah memiliki rencana dan strategi yang lebih jitu dan matang.
Khusus di Kabupaten Sumbawa Barat, Partai Politik yang mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebanyak 15 Partai Politik kecuali Partai Garuda. Sesuai dengan DCT yang telah diumumkan oleh KPUD KSB sebanyak 329 Calon Legislatif Tetap yang akan berkompetisi di KSB.
Melalui opini ini, kami sedikit mengulas tentang Partai Politik dan Calon Legislatif (Caleg) mana yang akan tetap bertahan atau yang akan tereliminasi. prediksi ini kami khususkan pada Daerah Pemilihan (Dapil) Sumbawa Barat I yang meliputi Kecamatan Taliwang (ini prediksi awal dan kasar tapi boleh juga diperdebatkan—monggo). Prediksi ini tidak berarti sama maupun tidak sama dengan dapil lainnya. Dalam artian tidak menutup kemungkinan analisa ini bisa dijadikan barometer untuk mengetahui terpilih atau tidaknya patahana di dapil selain Dapil I KSB.
Kenapa harus Dapil Sumbawa Barat I? Karena kami melihat bahwa Dapil Sumbawa Barat I merupakan dapil yang sangat kompetitif juga dengan jumlah kursi paling banyak. Dapil Sumbawa Barat I (seperti penuturan banyak pihak) bahwa "dapil neraka". Pemilih di Dapil Sumbawa Barat I juga lebih rasional, sehingga kami lebih memilih untuk meprediksi pada Dapil Sumbawa barat I.
Kesatu, kami memprediksi bahwa Partai Politik yang akan memiliki kursi di DPRD KSB dari Dapil Sumbawa Barat I (urutan yang kami sebut bukan berdasarkan perolehan jumlah suara melainkan berdasarkan nomor urut partai politik) di antaranya adalah (1) Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA); (2) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP); (3) Partai Golkar; (4) Partai NasDem; (5) Partai Keadilan Sejahtera (PKS); (6) Partai Persatuan Pembangunan (PPP); (7) Partai Amanat Nasional (PAN); (8) Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA); (9) Partai Demokrat dan (10) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Dari 10 Partai Politik di atas hanya PKS yang bukan partai politik patahana/incumbent, mengeliminasi Partai Bulan Bintang (PBB). Sedangkan Partai Golkar anggota legislatif patahananya terdaftar sebagai Calon Legislatif DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selebihnya, adalah patahana. Faktor inilah yang menguatkan analisa kami, bahwa 80% patahana di Dapil I akan terpilih kembali sedangkan 20% adalah new comer yang bisa jadi adalah mantan anggota DPRD KSB juga.
Prediksi kami juga dikuatkan dengan kenyataan bahwa new comer/pendatang baru lebih disiapkan hanya sebagai pelengkap untuk memenuhi kuota caleg pada masing-masing partai politik dan yang tidak kalah penting adalah pendatang baru tidak memiliki persiapan yang matang dan lama. Sementara patahana sudah memiliki rencana dan strategi yang lebih jitu dan matang.
Kedua, sesuai dengan hasil analisa perolehan kursi partai politik di atas peluang bagi patahana untuk duduk mewakili partainya masing-masing sangat terbuka luas. Kecuali Partai Golkar dan PKS yang merupakan pendatang baru.
Ketiga, persaingan internal partai politik yang akan berkompetisi di Dapil Sumbawa Barat I kami perkirakan akan terjadi pada partai: (1) GERINDRA; (2) PDI Perjuangan; (3) Partai NasDem dan (4) Partai Demokrat. Karena sesuai dengan DCT bahwa keempat partai politik ini komposisi dan sebaran calegnya sangat kompetitif. Sementara partai politik lainnya, kami melihat relatif tidak ada persaingan internal yang sangat berarti.
Ketiga, persaingan internal partai politik yang akan berkompetisi di Dapil Sumbawa Barat I kami perkirakan akan terjadi pada partai: (1) GERINDRA; (2) PDI Perjuangan; (3) Partai NasDem dan (4) Partai Demokrat. Karena sesuai dengan DCT bahwa keempat partai politik ini komposisi dan sebaran calegnya sangat kompetitif. Sementara partai politik lainnya, kami melihat relatif tidak ada persaingan internal yang sangat berarti.
Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan tujuh bulan ke depan dalam tahapan masa kampanye komposisi caleg dari masing-masing partai politik bisa mengevaluasi diri sehingga mengetahui kelemahan dan kekuatan lawan sehingga merubah pola pikir yang awalnya sebagai pelengkap bisa membalikkan fakta sebagai penantang yang patut diperhitungkan.
Terakhir, kami mengajak semua pihak mari kita jadikan Pileg dan Pilpres tahun depan sebagai ajang berdemokrasi yang baik, bersih, santun dan sejuk. Dan yang tidak kalah penting marilah kita gunakan hak pilih kita dengan sebaik-baiknya pada 17 April 2019 mendatang. Jangan sampai beda pilihan mempengaruhi hubungan baik kita dengan tetangga, teman, sahabat kita.
Terakhir, kami mengajak semua pihak mari kita jadikan Pileg dan Pilpres tahun depan sebagai ajang berdemokrasi yang baik, bersih, santun dan sejuk. Dan yang tidak kalah penting marilah kita gunakan hak pilih kita dengan sebaik-baiknya pada 17 April 2019 mendatang. Jangan sampai beda pilihan mempengaruhi hubungan baik kita dengan tetangga, teman, sahabat kita.
Sy malah berpikir terbalik. Krn belum tentu incumbent bisa duduk kembali. Krn sistem skg berbeda dgn tahu 2014. Bisa jadi new comer yg Duduk dengan sistem yg skg. Krn tdk menutup kemungkin partai2 besar akan mendapatkan 2 kursi atau lebih
ReplyDeleteBisa jadi. Karena apa yg kami tuliskan dalam opini kami seperti itu. Kalau sesuai sistem skg pastinya partai2 besar akan diuntungkan dalam pemilihan tahun 2019 ini. Partai kecil sulit kemungkinan bisa dapat kursi
DeleteSaya rasa tidak bisa digeneralisasi para new comer sebagai pelengkap. Saya pun punya sodara yang new comer tapi memiliki visi yang baik untuk kebaikan daerahnya.
ReplyDeleteBetul. Sy juga tdk mengeneralisir Sis. Dan itu adalah kasus di Daerah kami. Kalau ada New Comer yg mempunyai visi, misi yg jelas serta startegi yg jitu, sy berkeyakinan bahwa dia bisa meraih kursi legislatif Sis. Semoga kelaurganya bisa meraih kursi legislatif Sis. Makasih telah berkunjung.
DeleteKeren artikelnya, nyaman untuk baca
ReplyDeleteTips Prediksi Bola
Makasih semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih telah berkunjung...
Deletesemoga niat menjalankan amanahnya tetap terjaga walaupun new comer atau bukan. aamiin
ReplyDeleteAmin Gan. Makasih telah berkunjung Gan
Deletesetuju banget.... siapa pun yang terpilih semoga tetap bisa menjaga amanah atas jabatan yg diemban
ReplyDeleteBetul Mas. Semoga siapapun yg menang bisa amanah mengembang tugasnya. Amin
DeleteTerima kasih Mas
bagus pembahasannya pak, adakah analisa untuk pemilihan presiden 2019 pak?
ReplyDeleteAlhamdulillah Gan. Kalau itu agak sensitif Gan. Dan juga pernah saya ulas juga di artikel lainnya. Bisa dibaca Gan. Terima kasih
Delete