SEdXx5lkiVZf4jiMtlFWfVgHxR2UbYmUAP1TopcR

Gotong Royong: Budaya Yang Harus Dilestarikan

gotong royong jangan sampai punah
Di sebuah Lingkungan kecil—Tanakakan yang terletak dalam wilayah administrasi Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat masih sering kita jumpai masyarakat gemar saling membantu. Gotong royong sudah menjadi budaya yang terus dilestarikan.

Semangat gotong royong memiliki manfaat di antaranya adalah (1) meringankan beban; (2) menumbuhkan sikap suka rela, tolong menolong, kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama; dan (3) menjalin dan membina hubungan sosial yang baik dan harmonis. Karena itu masyarakat setempat sangat paham akan manfaat tersebut sehingga budaya gotong royong di Lingkungan Tanakakan tetap dilestarikan.

Di daerah-daerah lain juga budaya gotong royong masih sangat kental kita saksikan, mengingat gotong royong merupakan dasar filsafat indonesia—wikipedia.

Budaya gotong royong ini sesungguhnya bukan hal baru dalam peradaban manusia. Pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan pertolongan orang lain—Maulana Irfan.

Budaya gotong royong seperti halnya di daerah-daerah lain selalu dilestarikan, begitu juga di Lingkungan Tanakakan. Di antaranya gotong royong pada saat melakukan pesta pernikahan dan khitanan serta hal-hal lain seperti kerja bhakti, saling menolong dalam pembangunan rumah panggung (rumah khas Tana Samawa).

Jika setiap warga masyarakat yang memiliki hajat mengadakan pesta pernikahan, khitanan dan pembangunan rumah, masyarakat dengan sendirinya akan berdatangan untuk membantu pelaksanaan hajat tersebut.

Yang menarik di sini adalah bila salah satu warga mengadakan pesta pernikahan atau khitanan. Beberapa hari sebelum pelaksanaan pesta, diadakan Rapat Keluarga dan Warga serta pembentukan panitia pelaksana.

Rapat keluarga dan warga adalah kegiatan saling menolong meringankan beban baik dalam bentuk barang seperti beras, kelapa, gula, minyak goreng dan lain-lain; hewan ternak, maupun dalam bentuk uang tunai. Kegiatan ini biasa disebut dengan basiru (dalam bahasa Samawa).

Sehari sebelum pelaksanaan pesta, bapak-bapak dan pemuda berbondong-bondong membantu pembuatan dan penyiapan tenda sebagai tempat pelasakanaan pesta pernikahan atau khitanan. Sementara ibu-ibu dan pemudi membantu menyiapkan bahan makanan sebagai menu saat pesta dimulai. Kegiatan ini disebut dengan bakalewang (dalam bahasa Samawa). Bagi ibu-ibu yang tidak sempat membantu bakalewang, datang beriringan sambil membawa bantuan dalam bentuk bingkisan  yang berisi beras, gula pasir, minyak goreng dan kelapa. Pengantarannya pun tergolong unik, karena barang bantuannya tidak dijinjing namun diletakkan di atas kepala masing-masing.

Gotong royong tidak hanya sampai di situ, usai pesta dilaksanakan masih harus membantu membongkar tempat pelaksaaan pesta, mengembalikan barang pinjaman seperti kursi, terpal, alat-alat masak dan prasmanan. Begitulah siklus budaya gotong royong dalam rangka saling membantu yang berlangsung di Lingkungan Tanakakan.

Dengan perkembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan cukup menjadi alasan bagi minimnya budaya gotong royong. Alasan ini, bukan sebagai penghambat untuk tetap melestarikan budaya ini di daerah kita. Untuk itu, masing-masing kita berkewajiban melestarikan budaya gotong royong tersebut.
Related Posts
SHARE

Related Posts

Langganan Artikel Terbaru

14 comments

  1. Waaaah tradisi yg unik bangeet mas. . Salut banget sama jiwa gotong royong saling bahu-membahu yang melekat kuat di diri masing-masing warga. Makasih banyaak sharingnyaa. Jd tau tradisi di Taliwang hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sesekali Sis jalan2 ke Sumbawa Barat lah. hehehehe

      Delete
  2. Bagus sekali informasinya. Thanks gan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Gan telah berkunjung. Semoga artikelnya bermanfaat bagi kita semua

      Delete
  3. Replies
    1. Alhamfulillah Gan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

      Terima kasih sdh berkunjung Gan

      Delete
  4. Semangat gotong royong sudah menjadi budaya bagi masyarakat indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Gan. Dan itu harus selalu kita lestarikan. Terima kasih

      Delete
  5. Gotong royong memang harus tetap dilestarikan gan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Gan. Krn itu budaya yg bagus dlm rangka meringankan beban saudara kita.

      Terima kasih

      Delete
  6. waktu tinggal didesa masih merasakan namanya gotong royong, sekarang merantau di perkotaan nggak ada yg namanya gotong royong lgi adanya kerja mandiri hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di sinilah asyiknya kita hidup di desa dan perkampungan Gan. Kita masih merasakan kehangatan tegur sapa dan gotong royong bersama tetangga.

      Delete

Post a Comment

x

Berlangganan

Dapatkan pemberitahuan melalui email setiap ada artikel baru.