Sumber gambar: Koran Madura
50 hari lagi akan digelar pemilu 2019. Pemilu tahun ini akan diselenggarakan secara serentak, di antaranya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kab./Kota.
Baru-baru ini salah satu tahapan Pemilu 2019 yaitu Debat II Calon Presiden. Tema debat Pilpres putaran kedua adalah energi, pangan infrastruktur sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Debat berlangsung aman dan lancar.
Namun yang menjadi perhatian kami pribadi adalah pasca Debat II Calon Presiden, media sosial ramai dengan hasil debat. Masing-masing menjagokan kubunya.
Berbagai reaksi pasca debat dari masing-masing calon beserta tim suksesnya dipublikasikan. Sebagian kita pasti sudah mengetahui hasil dari debat tersebut. Debat yang diselenggarakan efektif untuk mempengaruhi kelompok yang belum menentukan pilihan. Seperti halnya kampanye, baik kampanye positif maupun kampanye negatif, Debat juga bertujuan menarik simpati kelompok yang belum punya pilihan.
Sikap kenegarawanan, kejujuran, etika adab, dan berbagai sikap positif lainnya akan lebih banyak menyedot simpati daripada berbagai bentuk sikap negatif untuk memenangkan debat.
Bangsa kuat dengan rakyatnya yang penuh optimisme, empati, kerendahan hati, berpikir tenang dan rasional, sabar tapi tegas, serta pemerintahan yang tegas, adil, dan jujur akankah terwujud? Rasanya jika terus-terusan seperti itu kita perlu berusaha keras mewujudkannya. Karena apapun yang terjadi sekarang, masyarakat kita selalu membicarakan hal-hal yang bersifat apatis, kecewa, sedih, dan khawatir setelah melihat, mendengar, dan mengamati konstalasi politik, kabar, dan banyak fenomena di negeri ini.
Di sisi lain, kita butuh optimisme yang kuat untuk bersaing dengan negara lain. Di balik kecemasan, kekhawatiran, dan keputusasaan masyarakat itu juga masih banyak sekali keberhasilan dan prestasi yang bisa menularkan aura positif. Banyak sekali positive news yang bisa membuat bangsa kita menjadi bangsa dengan rakyat yang penuh optimisme. Sumber: Jurnalisme Positif.
Untuk itu, sangat diperlukan peran serta media massa baik cetak maupun elektronik bisa menyajikan kabar, berita dan informasi yang berimbang. Bagaimana menyampaikan informasi yang bagus itu dengan baik dan informasi yang tidak baik itu dengan bagus.
50 hari lagi akan digelar pemilu 2019. Pemilu tahun ini akan diselenggarakan secara serentak, di antaranya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kab./Kota.
Baru-baru ini salah satu tahapan Pemilu 2019 yaitu Debat II Calon Presiden. Tema debat Pilpres putaran kedua adalah energi, pangan infrastruktur sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Debat berlangsung aman dan lancar.
Namun yang menjadi perhatian kami pribadi adalah pasca Debat II Calon Presiden, media sosial ramai dengan hasil debat. Masing-masing menjagokan kubunya.
Berbagai reaksi pasca debat dari masing-masing calon beserta tim suksesnya dipublikasikan. Sebagian kita pasti sudah mengetahui hasil dari debat tersebut. Debat yang diselenggarakan efektif untuk mempengaruhi kelompok yang belum menentukan pilihan. Seperti halnya kampanye, baik kampanye positif maupun kampanye negatif, Debat juga bertujuan menarik simpati kelompok yang belum punya pilihan.
Sikap kenegarawanan, kejujuran, etika adab, dan berbagai sikap positif lainnya akan lebih banyak menyedot simpati daripada berbagai bentuk sikap negatif untuk memenangkan debat.
Bila kita lihat konstalasi politik saat ini menjelang pemilu 2019 dan pasca debat yang telah diselenggarakan sebanyak dua kali, masih jauh dari kata politik adiluhung. Kita masih dipertontonkan berbagai kampanye negatif (black campaign). Sangat jarang kita disuguhkan kearifan, saling menghargai sesama calon. Belum lagi prilaku masing-masing tim sukses yang masih belum mencerminkan pembelajaran politik yang baik bagi masyarakat.
Jika setiap hari tersaji informasi yang menyebarkan aura khawatir, marah, sedih, kecewa, apatis, putus asa, dan seabrek aura negatif lainnya? Dalam teori connecting, Edward L. Thorndike mengatakan, rasa itu sesungguhnya akan mempengaruhi secara langsung dan tidak langsung pada diri dan orang sekitarnya.
Hal ini bisa dipastikan tingkat golput atau yang tidak menggunakan hak pilihnya akan bertambah dari tahun sebelumnya. Dan berdampak buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang apatis, masyarakatnya cepat putus asa, mudah kecewa, suka marah, selalu khawatir, dan lain sebagainya.
Jika setiap hari tersaji informasi yang menyebarkan aura khawatir, marah, sedih, kecewa, apatis, putus asa, dan seabrek aura negatif lainnya? Dalam teori connecting, Edward L. Thorndike mengatakan, rasa itu sesungguhnya akan mempengaruhi secara langsung dan tidak langsung pada diri dan orang sekitarnya.
Hal ini bisa dipastikan tingkat golput atau yang tidak menggunakan hak pilihnya akan bertambah dari tahun sebelumnya. Dan berdampak buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang apatis, masyarakatnya cepat putus asa, mudah kecewa, suka marah, selalu khawatir, dan lain sebagainya.
Bangsa kuat dengan rakyatnya yang penuh optimisme, empati, kerendahan hati, berpikir tenang dan rasional, sabar tapi tegas, serta pemerintahan yang tegas, adil, dan jujur akankah terwujud? Rasanya jika terus-terusan seperti itu kita perlu berusaha keras mewujudkannya. Karena apapun yang terjadi sekarang, masyarakat kita selalu membicarakan hal-hal yang bersifat apatis, kecewa, sedih, dan khawatir setelah melihat, mendengar, dan mengamati konstalasi politik, kabar, dan banyak fenomena di negeri ini.
Di sisi lain, kita butuh optimisme yang kuat untuk bersaing dengan negara lain. Di balik kecemasan, kekhawatiran, dan keputusasaan masyarakat itu juga masih banyak sekali keberhasilan dan prestasi yang bisa menularkan aura positif. Banyak sekali positive news yang bisa membuat bangsa kita menjadi bangsa dengan rakyat yang penuh optimisme. Sumber: Jurnalisme Positif.
Untuk itu, sangat diperlukan peran serta media massa baik cetak maupun elektronik bisa menyajikan kabar, berita dan informasi yang berimbang. Bagaimana menyampaikan informasi yang bagus itu dengan baik dan informasi yang tidak baik itu dengan bagus.
Tim sukses masing-masing calon juga harus memiliki andil dalam mengkampanyekan calon masing-masing dengan baik dan bagus. Tidak saling menjelek-jelekan calon yang lain. Dengan memaparkan visi, misi dan tujuan calon masing-masing. Tim sukses harus bisa menyajikan adu gagasan dan ide di depan para konstituen bukan sebaliknya.
Pemilu 2019 harus bisa memberi dampak pada pembentukan karakter bangsa, yaitu bangsa kuat dengan rakyatnya yang penuh optimisme, empati, kerendahan hati, berpikir tenang dan rasional, sabar tapi tegas, serta pemerintahan yang tegas, adil, dan jujur.
Pemilu 2019 harus bisa memberi dampak pada pembentukan karakter bangsa, yaitu bangsa kuat dengan rakyatnya yang penuh optimisme, empati, kerendahan hati, berpikir tenang dan rasional, sabar tapi tegas, serta pemerintahan yang tegas, adil, dan jujur.
Cool, jangan lupa investasi ya
ReplyDeleteMakasih gan sudah berkunjung
DeleteSoal politik Memnag banyak yang negatifnya sampai" saya muak lihat yang sebar isu hoax
ReplyDeleteTugas kita lah untuk menyajikan informasi yg berimbang Gan. Makasih telah berkunjung
DeleteSebenernya saya juga
ReplyDeleteBingung gan di pemilu 2019
Tapi namanya hak pilih harus kita
Gunakan soalnya takut di salah gunakan
Ya berharap siapapun yang terpilih
Bisa membawa ke arah yang baik
Betul Gan. Itu harapan kita semua. Semoga melahirkan pemimpin yg berintegritas Gan.
DeleteTerima kasih telah berkunjung Gan
Siapapun yang jadi pemimpin nya semoga bisa membawa indonesia menjadi negara yang lebih baik dan maju...
ReplyDeleteAmin. Itu harapan kita semua Gan. Semoga ke depannya kita lebih baik.
DeleteMari wujudkan pemilu aman dan damai :)
ReplyDeleteKita harus ambil andil untuk menciptakan pemilu aman dan damai Gan.
DeleteTerima kasih
Semoga pemilu kali ini lancar aja gan...dah mumet sama pendukung kedua paslon, walaupun saya mendukung salah satunya...he
ReplyDeleteHehehe. Yg terpenting jgn sampai Golput Gan. Pilihan kita menetukan masa depan Bangsa Gan.
DeleteSebagai masyarakat umum pak, saya berpendapat bahwa untuk pemilihan presiden dari 2 kandidat capres dan cawapres masih belum bisa mewakili apa yang saya ingini mengenai bentuk karakter seorang pemimpin yang ideal. Atau apalah saya yang terhanyut dalam seranga n-serangan kampanye hitam yang dilancarkan pendukung kedua kubu saya tidak tahu.
ReplyDeleteJgn sampai Golput aja Gan. Ktn pilihan kita menetukan masa depan bangsa Gan
DeletePastikan dipemilihan Presiden nanti anda tidak golput,, hehe
ReplyDeletekarena hak kita untuk memilih,,
Tepat sekali Gan
DeleteDua-duanya menawan. Tinggal kita menentukan pilihan yang tepat pada waktunya.
ReplyDeleteBetul sangat Gan. Pilihan kita menentukan masa depan bangsa
Deletehttps://www.anugerahlogamabadi.com/harga-besi-beton-polos/
ReplyDeletehttps://jualbesibetonsurabaya.com/2021/07/12/jual-kawat-bendrat-surabaya/
https://jualbesibetonsurabaya.com/2021/07/21/keramik-lantai-surabaya/
ReplyDeletehttps://www.anugerahlogamabadi.com/besi-beton-biasa/