SEdXx5lkiVZf4jiMtlFWfVgHxR2UbYmUAP1TopcR

Trilogi Ibnul Qayyim

Bismillahirrahmanirrahim, hari ini kami mencoba untuk berbagi dari apa yang kami baca. Yaitu mengenai Trilogi Ibnul Qoyyim yang penulis kutip bari buku  Ibadah Sepenuh Hati, karya Amru Khalid. Semoga bermanfaat untuk kita semua. 

Berikut trilogi Ibnul Qoyyim:

1.    Penyakit dan Obatnya

Ibnul Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya dalam hati terdapat sebuah sobekan yang tidak bisa dijahit kecuali dengan menghadap penuh kepada Allah. Di dalamnya juga ada sebuah keterasingan yang tak mampu diobati kecuali dengan menyendiri bersama Allah. Di dalam hati juga ada sebuah kesedihan yang tidak mampu diseka kecuali oleh kebahagiaan yang tumbuh karena mengenal Allah dan ketulusan berinteraksi dengan-Nya. Di dalam hati juga terdapat sebuah kegelisahan yang tidak mampu ditenangkan kecuali dengan berhimpun karena Allah dan pergi meninggalkan kegelisahan itu menuju Allah. Di dalam hati, juga terdapat gejolak api yang tidak mampu dipadamkan kecuali oleh keridhaan akan perintah, larangan, dan keputusan Allah, yang diiringi dengan ketabahan dan kesabaran sampai tiba saat perjumpaan dengan-Nya”.

Pernahkan Anda merasakan makna-makna spiritual ini sebelumnya?

Di dalam hati ada sobekan, keterasingan, kesedihan, kegelisahan dan gejolak api... ada beragam penyakit yang obatnya tidak lain adalah “mengenal Allah”.

2.    Pancaran Hati

Berikut ini beberapa nilai spiritual yang akan dijelaskan dengan gamblang oleh Ibnul Qayyim. Ketahuilah, setiap kali hati Anda mampu menangkap makna-makna ini dengan baik, setiap kali pula hati Anda akan bersinar cerah, jiwa dan batin Anda pun berseri bahagia.

Ibnu Qayyim mengatakan, “ketika orang lain bergantung pada dunia, gantungkanlah dirimu hanya kepada Allah. Ketika orang lain merasa gembira dengan dunia, jadikanlah dirimu gembira karena Allah. Ketika orang lain merasa bahagia dengan kekasih-kekasih mereka, jadikan dirimu merasa bahagia dengan Allah. Dan ketika orang-orang pergi menghadap raja-raja dan pembesar-pembesar mereka untuk m,engais harta dan mencintai mereka, jadikan dirimu betul-betul mencintai Allah”.

Sungguh, inilah kata-kata yang muncul dari dalam sanubari dan keluar meluncur dengan kuat. Saya rasa Anda sekarang masih baik-baik saja, sebab persiapan Anda menerima kata-kata ini, juga meruakan persiapan yang kuat.

Seluruh perasaan dan kepekaan berhimpun dan bergejolak membuat hati bahagia. Seluruh gejala ini membentuk sebuah kenyataan alami yang indah, yang bermakna “kecerahan hati”.

3.    Perindu Surga

Ibnul Qayyim mengetengahkan sebuah trilogi sikap dengan begitu indah. Apabila Anda membaca dan menaruhnya dengan baik di dalam hati, reaksi yang muncul akan begitu cepat tidak seperti yang Anda kira.

Beliau mengatakan, “jangan pernah putus asa untuk teguh menunggui gerbang meski engkau terusir. Jangan pernah berhenti untuk memohon ampunan meski engkau tertolak. Begitu gerbang teah dibuka, segeralah masuk selayaknya seorang tamu tak diundang. Kemudian tengadahkan tanganmu di gerbang dan segeralah berkata, ‘tolonglah, saya adalah orang miskin. Bersedekahlah untuk saya...!”

Saudaraku, bacalah kata-kata di atas sekali lagi dan selamilah betul-betul maknanya. Ketahuilah, lautan ini amat dalam, dan mutiaranya terletak di dasar yang paling dalam!

Jangan pernah putus asa menunggui gerbang meskipun Anda terusir! Anda ingin menangis ketika shalat tapi Anda tidak bisa, Anda ingin meraih kekhusukan, tapi Anda tidak tahu bagaimana caranya. Jangan pernah berhenti dan berpatah harapan.

Jangan pernah berhenti untuk memohon ampunan meskipun Anda tertolak! Anda berbuat maksiat lalu Anda bertobat dan memohon ampun, tetapi kemudian Anda kembali melakukannya. Saat begitu, jangan pernah berhenti untuk memohon ampun.

Dan begitu gerbang telah terbuka, segeralah masuk selayaknya seorang tamu tak diundang! Ada pengajian di masjid anu, pergilah bersama jamaah, teruslah bersama orang-orang yang rajin membaca dan merenungi al-Qur’an.

Apakah Anda pernah merasakan manisnya nilai-nilai ini sebelumnya? Sungguh kata-kata ini di dalam hati berubah menjadi nyawa, sehingga hatipun menjadi hidup.

Demi Allah, katakan dengan jujur, kapankah terkahir kali Anda merasa khusu’ meghadap Allah? Kapankah terkali Anda bersujud memohon kepada Allah agar kemanisan rasa khsus’ ini tidak pernah akan berakhir?

Saudaraku tercinta, siapkan diri Anda untuk meraih nilai-nilai ini. Tempatkan dan hormatilah kekhusukan sebagaimana mestinya. Saya sekarang yakin dengan Anda! Sebab hal seperti ini tidaklah mustahil bagi seorang “perindu surga”.
Related Posts
SHARE

Related Posts

Langganan Artikel Terbaru

12 comments

  1. Replies
    1. Saya juga suka Syair-syairnya Ibnul Qoyyim

      Delete
    2. Syair bagus-bagus Gan. Insyaallah di waktu mendatang sy akan menulis tentang syair-syairnya Ibnul Qoyyim Gan

      Delete
  2. tulisannya sangat bermanfaat mas, lanjutkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih atas kunjungan Sis. Semoga artikelnya bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin

      Delete
  3. Pergi ke pasar dengan pak tatan.
    Tulisan bermanfaat tolong dilanjutkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Gan telah berkunjung. Kritik & saran sangat kami butuhkan Gan.

      Delete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. sangat manambahh nilai ilmuan saya.. terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Gan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

      Delete
  6. Buku menarik dan sangat mencerahkan Pak

    ReplyDelete

Post a Comment

x

Berlangganan

Dapatkan pemberitahuan melalui email setiap ada artikel baru.