SEdXx5lkiVZf4jiMtlFWfVgHxR2UbYmUAP1TopcR

Kampungku Malang, Lingkunganku Sayang

kampungku-malang-lingkunganku-sayang
Setelah menikah di akhir tahun 2006, saya bersama istri bertekad untuk menyewa sebuah rumah agar bisa hidup mandiri untuk tidak bergantung pada orangtua maupun mertua.

Setelah beberapa hari menyebarkan informasi bahwa kami mencari rumah kontrakan, akhirnya ketemu juga beberapa alternatif. Pilihan kami jatuh pada rumah yang terletak di Lingkungan Tanakakan Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang. Selain biaya sewanya yang tergolong murah saat itu, juga dekat dengan tempat saya dan istri mengabdi yaitu Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang.

Dan alhamdulillah di pertengahan tahun 2007 kami bisa membeli sebidang tanah dan membangun rumah tidak jauh dari rumah kontrakan kami hanya berbeda RT di lingkungan tersebut. Hingga saat ini kami menetap di Lingkungan Tanakakan Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang.

12 tahun lamanya kami bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat setempat. Saya sendiri merasakan belum ada perubahan yang signifikan. Baik dari pembangunan fisik maupun dari pembangunan pemberdayaan.

Pertanyaan yang selalu muncul di benak dan pikiran "apa yang membuat lingkungan ini tidak bisa maju dan berkembang?". Jawaban atas pertanyaan tersebut belum sepenuhnya terjawab. Bahkan sulit terjawabkan.

Saya selalu mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut, namun selalu saja jawaban itu tidak bisa memuaskan pikiran dan batin saya.

Apakah karena budaya masyarakat yang tidak ingin adanya perubahan? Atau karena pemerintah lingkungan yang tidak begitu paham akan tugas pokok dan fungsinya? Atau karena tidak ada produk lokal unggulan yang dihasilkan? Atau mungkin karena tidak adanya budaya dan kearifan lokal yang patut dibanggakan? Atau mungkin karena pilihan politik warga setempat berbeda dengan kebanyakan orang? Ataukah karena luas wilayah yang tidak begitu besar sehingga tidak ada pengaruh bagi pemerintah?

Itu beberapa pertanyaan turunan yang tak kunjung bisa terjawab.

Bila menilik pada letak geografis Lingkungan Tanakakan Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat berada pada perbatasan antara Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Ene. Dan menjadi perkampungan pertama yang dilalui bila memasuki wilayah Kecamatan Taliwang dari Kecamatan Brang Ene. Dari sisi Barat Lingkungan Tanakakan berbatasan dengan Kamutar Telu Center (KTC) yang merupakan pusat Pemerintahan Kabupaten Sumbawa Barat. Ironis memang bila lingkungan yang satu ini diabaikan dan tidak menjadi prioritas utama dalam pembangunan Kabupaten Sumbawa Barat.
Melihat pembangunan yang sedang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat beberapa tahun belakangan tergolong minim 'potongan kue pembangunan' dirasakan khususnya oleh warga Lingkungan Tanakakan. Sebagai contoh; baru-baru ini pemerintah kabupaten membagikan bak sampah dalam rangka menunjang keberlangsungan program daerah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk setiap kelurahan. Dan Lingkungan Tanakakan yang berada dalam wilayah administratif Kelurahan Menala adalah satu-satunya lingkungan yang tidak menerima bantuan bak sampah tersebut.

Ini hanya salah satu contoh bahwa kurangnya perhatian pemerintah kabupaten maupun pemerintah kelurahan terhadap Lingkungan Tanakakan.

Saya juga tidak menafikan bahwa ada bebrapa program pemerintah kabupaten yang digelontorkan di Lingkungan Tanakakan di antaranya adalah Perbaikan Jalan Lingkungan, Program Bedah Rumah Tidak Layak Huni, Program Jambanisasi, Bantuan Dampak Gempa dan Santunan Lansia. Namun program-program pembanguna yang dikerjakan di Lingkungan Tanakakan bukan merupakan program prioritas. Sehingga beberapa program terbilang program yang sedikit dipaksakan.

Kalau kita bicarakan keunggulan apa yang dimiliki Lingkungan Tanakakan, saya rasa sangat banyak salah satu di antaranya adalah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang dan Universitas Cordova berada dalam wilayah administratif Lingkungan Tanakakan. Keunggulan ini sudah sangat cukup untuk kita berikan perhatian lebih dalam pembangunan.

Bila keberadaan dua lembaga besar tersebut bisa manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan kita agendakan dalam sebuah program prioritas, maka multiplier effect-nya akan bemunculan. Seperti, pedagang kaki lima akan menjamur, UMKM akan hidup kembali, jasa sewa kos-kosan akan berkembang dll.

Untuk itu, saya mengajak diri saya pribadi, Pemerintah Lingkungan, Agen Peliuk dan masyarakat Lingkungan Tanakakan untuk segera kita urun rembuk guna membahas program pembangunan (skala besar) yang bisa diprogramkan khusus untuk Lingkungan Tanakakan. Program dan kegiatan apa saja yang penting bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak. Hal ini perlu kita lakukan guna menarik perhatian Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kelurahan dalam artian pembangunan button up-dimulai dari usulan masyarakat. Seperti, pemberdayaan pelaku home industry (industri rumahan), penataan tata letak wilayah, pemberdayaan dan pelatihan pemuda berbakat.

Semoga tulisan ini bisa membuka mata hati dan pikiran kita semua.
Related Posts
SHARE

Related Posts

Langganan Artikel Terbaru

12 comments

  1. Aku aja bingung mas, daerah menuju kampung ku, Sibolga, itu ngelewati beberapa desa yg kondisinya dari aku kecil, Ampe skr ini, ga berubah. Blaaasss, sama. Trus kampung nenek di Sorkam, itu sama ga ada perubahan samasekali. Palingan cuma kalo dulu babi bebas berkeliaran, skr udh ga boleh :p. Itu doang. Jalanan masih hancur, air ya gitu deh, listri untungnya ada walo srg mati.

    Kirain pas aku udh gede, trus balik ksana, bakal berubah gitu . Kok ya sama aja ternyata. Gabtau salahnya di mana.. apa orang2nya terlalu terbelakang, ato pemimpin daerahnya korup -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang sebuah kampung tdk dimasukan dlm program pemerintah 1. Karena pilihan politiknya berbeda dgn pemimpin, 2. Krn memang kampung tersebut tdk berpengaruh apa2 untuk daerah.

      Di sinilah kadang tdk adilnya pemerintah. Seolah kita tdk berarti baginya.

      Hanya kesabaran yg harus kita perbesar Mbak.

      Delete
  2. memang butuh orang2 yang kreatif dan mau beketja di desa ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak. Bukan hanya kreatif, tp juga butuh org yg punya tekad kuat tdk cepat menyerah untuk bisa berbuat untuk desa Mbak.

      Delete
  3. kampungku masih sepi pak,, pembangunan juga masih minim.. :(
    from : aorlin.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus segera kita berbenah Gan. Saat ini miris kalau masih ada kampung yg masih tertinggal.

      Delete
  4. kampungku udah mulai rame, tapi ya konsekuensi klo rame sampah berserakkan.
    yaa jadi mending cari yang ga rame" amet laah bebas polusi dan sampah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu konsekuensinya Gan. Tp kita juga harus punya langkah2 antisipatif untuk mengatasi dampak sampah Gan.

      Delete
  5. Kalau yang begini memang harus disuarakan mas, saya sendiri menyaksikan kampung halaman yang sudah saya tinggalkan 13 tahun tidak ada perubahan yang berarti. Padahal dari sisi pertanian luar biasa hebatnya. Potensi sudah ada, tinggal dukungan pemerintah sedikit saja, maka kesejahteraan rakyat lewat pertanian lebih berasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mas kita yg harus getol dan ngeyel dan terus menerus kita suarakan. Bila perlu kita tdk boleh berhenti bersuara sampai apa yg kita inginkan terwujud. Krn kalau tdk seperti itu, sy yakin nggak bakalan didengarkan oleh pemerintah.

      Delete
  6. kalau dilihat untuk desa itu ada dana masuk 100jt++ per bln om, harusny kita bsa menelisik ke mana lari dananya. kadang heran lihat kampungku juga ga ada perubahan signifikan.. tpi gmna lagi permainan pemerintah mungkin

    ReplyDelete
  7. dimulai dari gerakan kecil akan membuah hasil yang besar ya, semangat kakak :D

    ReplyDelete

Post a Comment

x

Berlangganan

Dapatkan pemberitahuan melalui email setiap ada artikel baru.