Barangkali kita pernah mendengar adanya hadits yang mengatakan: Berbukalah dengan yang manis.
Ternyata ungkapan itu bukanlah hadits. Saya sudah mencari di beberapa kitab hadits, bahkan di internet. Nggak ketemu... Siapa sih yang usil?
Berbuka, khususnya untuk takjil, memang bagus kalau dimulai dengan makanan atau minuman yang manis. Tapi jangan sembarangan, bisa-bisa hikmah kesehatan dari puasa tidak didapatkan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasanya berbuka dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat maghrib. Jika tidak ada ruthab, beliau berbuka dengan tamar (kurma kering). Jika tidak ada tamar, beliau hanya minum air putih beberapa teguk untuk berbuka. (HR. Abu Dawud)
Hadits di atas adalah hadits fi'ly (perbuatan), yaitu hadits persaksian sahabat tentang apa yang diperbuat oleh Rasulullah dan dikabarkan kepada umat. Selain hadits fi'ly, ada hadits qauly (ucapan) berupa sabda Rasulullah dan hadits taqriry (persetujuan) berupa persetujuan atas apa yang dilakukan atau diucapkan oleh sahabat yang dilihat atau didengar oleh Rasulullah.
Hadits fi'ly tentang cara berbuka Rasulullah di atas bukanlah sebuah perintah yang harus diikuti. Namun keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah senantiasa dibimbing oleh wahyu, maka diyakini adanya hikmah yang besar.
Menurut para ahli gizi, kurma memiliki kandungan gizi yang tinggi. Website hellosehat.com menguraikan: Secara umum, kandungan utama dari buah ini adalah karbohidrat sederhana (terutama gula, seperti sukrosa dan fruktosa). Hampir 70% dari kurma terdiri dari karbohirat yang berperan penting dalam memberikan tenaga bagi tubuh manusia.
Kurma juga mengandung beberapa sumber nutrisi lainnya, seperti:
Dibedakan dari tingkat kematangannya, kandungan nutrisi buah ini bisa bervariasi antar satu dengan yang lain. Misalnya saja, Per 100 gram kurma kering (tamar) mengandung 284 kalori dan 76 gram karbohidrat. Dengan takaran sama, kurma segar (ruthab) mengandung hanya sekitar 142 kalori dan 37 gram karbohidrat. Sebaliknya, Ruthab memiliki kandungan air, serat, dan protein yang jauh lebih banyak daripada Tamar.
Beberapa manfaat kurma untuk kesehatan antara lain:
Sebagai tambahan, saya ingin menyampaikan sebuah hadits dari istri Rasulullah, Aisyah Al-Humairah radliyallahu 'anha:
Minuman yang paling disukai oleh Rasulullah ialah yang dingin dan manis. (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim)
Bukan es campur, es buah, atau es teler yang dimaksud di dalam hadits di atas. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan minuman yang dingin dan manis adalah air sejuk yang dicampur dengan madu, atau air rendaman buah atau dedaunan yang memiliki khasiat kesehatan yang sudah didiamkan sekian lama, atau air putih yang sudah menginap semalaman di dalam bejana kulit atau bejana dari tanah. Air rendaman buah atau daun saat ini disebut dengan air infus. (Infused water)
Kembali kepada ungkapan "Berbukalah dengan yang manis". Ternyata ada betulnya juga. Bukan hadits, hanya kata bijak ulama. Meskipun saat ini banyak ditemukan meme tentang ungkapan tersebut di media sosial.
Saya sendiri ingin mengajukan ungkapan yang berbeda, bukan meme, yaitu: "Berbukalah dengan yang halal, bersama orang yang tersayang."
Ditulis oleh K.H. Amir Ma'ruf Husein, S.Pd.I., M.M. di status Facebook pada 30 April 2020
Ternyata ungkapan itu bukanlah hadits. Saya sudah mencari di beberapa kitab hadits, bahkan di internet. Nggak ketemu... Siapa sih yang usil?
Berbuka, khususnya untuk takjil, memang bagus kalau dimulai dengan makanan atau minuman yang manis. Tapi jangan sembarangan, bisa-bisa hikmah kesehatan dari puasa tidak didapatkan.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasanya berbuka dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat maghrib. Jika tidak ada ruthab, beliau berbuka dengan tamar (kurma kering). Jika tidak ada tamar, beliau hanya minum air putih beberapa teguk untuk berbuka. (HR. Abu Dawud)
Hadits di atas adalah hadits fi'ly (perbuatan), yaitu hadits persaksian sahabat tentang apa yang diperbuat oleh Rasulullah dan dikabarkan kepada umat. Selain hadits fi'ly, ada hadits qauly (ucapan) berupa sabda Rasulullah dan hadits taqriry (persetujuan) berupa persetujuan atas apa yang dilakukan atau diucapkan oleh sahabat yang dilihat atau didengar oleh Rasulullah.
Hadits fi'ly tentang cara berbuka Rasulullah di atas bukanlah sebuah perintah yang harus diikuti. Namun keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah senantiasa dibimbing oleh wahyu, maka diyakini adanya hikmah yang besar.
Menurut para ahli gizi, kurma memiliki kandungan gizi yang tinggi. Website hellosehat.com menguraikan: Secara umum, kandungan utama dari buah ini adalah karbohidrat sederhana (terutama gula, seperti sukrosa dan fruktosa). Hampir 70% dari kurma terdiri dari karbohirat yang berperan penting dalam memberikan tenaga bagi tubuh manusia.
Kurma juga mengandung beberapa sumber nutrisi lainnya, seperti:
- 7 gram serat
- 2 gram protein
- 20% kebutuhan kalium harian
- 14% kebutuhan magnesium harian
- 18% kebutuhan tembaga
- 15% kebutuhan mangan
- 5% kebutuhan zat besi harian
- 12% kebutuhan vitamin B6 harian
Dibedakan dari tingkat kematangannya, kandungan nutrisi buah ini bisa bervariasi antar satu dengan yang lain. Misalnya saja, Per 100 gram kurma kering (tamar) mengandung 284 kalori dan 76 gram karbohidrat. Dengan takaran sama, kurma segar (ruthab) mengandung hanya sekitar 142 kalori dan 37 gram karbohidrat. Sebaliknya, Ruthab memiliki kandungan air, serat, dan protein yang jauh lebih banyak daripada Tamar.
Beberapa manfaat kurma untuk kesehatan antara lain:
- Menjaga kesehatan pencernaan.
- Menjaga risiko diabetes.
- Meningkatkan kesehatan tulang.
- Mencegah anemia.
- Meningkatkan kesehatan jantung.
- Menangkal radikal bebas.
- Menjaga kesehatan otak.
- Membantu menurunkan berat badan.
- Membantu mencukupi kebutuhan cairan.
- Melancarkan persalinan.
Sebagai tambahan, saya ingin menyampaikan sebuah hadits dari istri Rasulullah, Aisyah Al-Humairah radliyallahu 'anha:
كَانَ أَحَبُّ الشَّرَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحُلْوَ الْبَارِدَ
Minuman yang paling disukai oleh Rasulullah ialah yang dingin dan manis. (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim)
Bukan es campur, es buah, atau es teler yang dimaksud di dalam hadits di atas. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan minuman yang dingin dan manis adalah air sejuk yang dicampur dengan madu, atau air rendaman buah atau dedaunan yang memiliki khasiat kesehatan yang sudah didiamkan sekian lama, atau air putih yang sudah menginap semalaman di dalam bejana kulit atau bejana dari tanah. Air rendaman buah atau daun saat ini disebut dengan air infus. (Infused water)
Kembali kepada ungkapan "Berbukalah dengan yang manis". Ternyata ada betulnya juga. Bukan hadits, hanya kata bijak ulama. Meskipun saat ini banyak ditemukan meme tentang ungkapan tersebut di media sosial.
Saya sendiri ingin mengajukan ungkapan yang berbeda, bukan meme, yaitu: "Berbukalah dengan yang halal, bersama orang yang tersayang."
Ditulis oleh K.H. Amir Ma'ruf Husein, S.Pd.I., M.M. di status Facebook pada 30 April 2020
Dulu saya ga suka makan kurma. Baru mulai suka ketika sudah berkeluarga. Harus donk jadi contoh yang baik �� Tapia sekarang malah suka banget sama kurma tunisia.
ReplyDeleteEh tapi kurma tunisia itu bukan ruthob apalagi tamr ya?
Kalau bukan Ruthob dan Tamr lantas apa Mas?
DeleteBerbukalah dengan yang manis sudah kuduga bukan hadis. Kalimat itu hanya ungkapaj semata. Namun, ada benarnya.
ReplyDeleteAku rindu kurma tapi belum mampu beli. Masih menghemat demi bisa beli buah2an untuk menjaga imunitas tubuh & menjaga keuangan untuk bulan-bulan berikutnya.
Betul bukan hadits namun bisa dikategorikan Qaul Ulama'.
DeleteOia kurma juga bisa meningkatkan imun tubuh lo Mbak. Sebaiknya utamakan beli Kurma di samping buah2an lain Mbak. Krn khasiat yg terkandung dlm Kurma sangatlah banyak Mbak.