Anakku, yang paling penting dalam ibadah adalah menjaga niat. Segala sesuatu itu tergantung niatnya. Nabi berkata, "Sungguh amal itu tergantung niat." (Al-Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab).
Berdasarkan hadits ini engkau belajar betapa besar kedudukan niat dalam beramal. Karena itu, setiap orang yang beriman diperintahkan luruskan niat karena Allah. Artinya kerjakanlah segala sesuatu hanya karena Allah. Bukan karena manusia. Sebab jika engkau beramal karena manusia, dipastikan amalmu tertolak atau terhambur sia-sia layaknya debu berterbangan.
Engkau belajar, bermain, bekerja, shalat, makan, minum, shadaqah, umrah, haji, silaturahmi, bersahabat, membantu orang tua, dan lain-lain, pastikan bahwa semua itu engkau jalankan karena Allah memerintahkan. Karena syarat amalmu diterima jika engkau melandasinya dengan iman, ikhlas dan sesuai tuntunan Nabimu.
Anakku, salah satu manfaat niat itu membenarkan amal-amalmu jika salah. Berikut ini, ayah ceritakan kepadamu kisah menarik tentang seorang yang beramal salah, tapi niatnya benar, amalnya pun diterima Allah.
Nabi bercerita, dahulu kala ada seorang laki-laki, "Malam ini aku harus bershadaqah," Di tengah jalan, ia berjumpa seseorang yang dikira seorang fakir. Lalu, ia pun memberinya uang. Tidak lama kemudian, orang-orang pun menegurnya, "Semalam itu kamu bershadaqah kepada pencuri." Laki-laki itu menjawab, "Ya Allah, tapi segala puji hanya untuk-Mu."
Di malam kedua, laki-laki itu berniat lagi, "Malam ini aku harus bershadaqah. "Di jalan, ia berjumpa seorang wanita dikira miskin, ia pun memberinya uang. Tidak lama kemudian, orang-orang pun menegurnya. "Semalam itu engkau bershadaqah kepada wanita tidak baik." Laki-laki itu menjawab, "Ya Allah, tapi segala puji hanya untuk-Mu."
Di malam ketiga, laki-laki itu berniat lagi, "Malam ini harus bershadaqah. "Di jalan, ia bertemu seorang laki-laki yang dikira fakir. Ia pun memberinya uang. Tidak lama setelah itu, orang-orang pun menegurnya, "Semalam itu engkau bershadaqah kepada laki-laki kaya raya." Laki-laki itu menjawab, "Segala puji hanya milik-Mu, ternyata aku salah bershadaqah, yaitu kepada pencuri, wanita tidak baik dan kaya raya."
Dalam tidur, laki-laki itu bermimpi, dikatakan padanya, "Shadaqahmu kepada wanita tidak baik, boleh jadi ia pakai menjaga kehormatannya, shadaqahmu kepada pencuri boleh jadi ia pakai menjaga dirinya dari mencuri, shadaqahmu kepada orang kaya raya boleh jadi menyadarkan dirinya dari lalai menginfakkan hartanya di jalan Allah." (Al-Bukhari dari Abu Hurairah)
Disadur dari buku "Sebelum Ayah Tiada" karya Muhammad Yasir, Lc.
Post a Comment
Post a Comment