Belajar bahasa asing itu sama dengan anak kecil yang belajar bahasa. Pertama kali dia banyak mendengar, kemudian menirukan. Baru belajar membaca, dan terakhir belajar menulis.
Dari cara anak kecil belajar bahasa maka ada empat keterampilan bahasa yang harus dipelajari, yaitu:
Pada dasarnya, belajar bahasa adalah belajar keterampilan bahasa. Yang penting adalah kemampuan mendengar dan berbicara (yang dipahami). Hal ini tampak pada anak kecil yang bisa berbahasa Inggris di kawasan pariwisata. Mereka banyak mendengar, memahami yang mereka dengar, kemudian memraktekkan apa yang mereka dengar dengan berbicara. Mereka bahkan belum bisa membaca dan menulis dalam bahasa Inggris.
Peristiwa anak kecil di atas memberi pemahaman bahwa praktek bahasa asing memegang peranan penting dalam pembelajaran bahasa asing. Pembelajaran di kelas atau kursus punya peran yang sangat kecil. Walaupun guru atau tutornya seorang profesor dengan IQ yang tinggi datang dari langit dan mengajar bahasa asing tanpa praktek, tapi langsung ke membaca dan menulis, walaupun bukunya sangat canggih, guru/tutor itu akan gagal.
Praktek bahasa asing, dengan demikian, memegang peran yang sangat penting. Hal inilah kunci keberhasilan Pondok Gontor, Kampung Inggris di Pare, LIPIA Jakarta, dan lainnya. Masalah praktek itulah yang menjadi nasehat bagi mereka yang ingin lulus TOEFL, TOAFL, IELTS, TOEP, dan lainnya
Ingat, berbahasa asing adalah berbicara (termasuk mendengar) dengan bahasa asing itu.
Praktik! Praktik! Praktik!
Jangan pusingkan buku!
Untuk itu diperlukan native speaker (penutur asli). Kalau nggak ada ya pakai laboratorium.
Kalau nggak ada?
Zaman sekarang pusing karena nggak ada laboratorium?
Dari cara anak kecil belajar bahasa maka ada empat keterampilan bahasa yang harus dipelajari, yaitu:
- Mendengar (listening, استماع )
- Berbicara (speaking, كلام)
- Membaca (reading, قراءة)
- Menulis (writing, كثابة)
Pada dasarnya, belajar bahasa adalah belajar keterampilan bahasa. Yang penting adalah kemampuan mendengar dan berbicara (yang dipahami). Hal ini tampak pada anak kecil yang bisa berbahasa Inggris di kawasan pariwisata. Mereka banyak mendengar, memahami yang mereka dengar, kemudian memraktekkan apa yang mereka dengar dengan berbicara. Mereka bahkan belum bisa membaca dan menulis dalam bahasa Inggris.
Peristiwa anak kecil di atas memberi pemahaman bahwa praktek bahasa asing memegang peranan penting dalam pembelajaran bahasa asing. Pembelajaran di kelas atau kursus punya peran yang sangat kecil. Walaupun guru atau tutornya seorang profesor dengan IQ yang tinggi datang dari langit dan mengajar bahasa asing tanpa praktek, tapi langsung ke membaca dan menulis, walaupun bukunya sangat canggih, guru/tutor itu akan gagal.
Praktek bahasa asing, dengan demikian, memegang peran yang sangat penting. Hal inilah kunci keberhasilan Pondok Gontor, Kampung Inggris di Pare, LIPIA Jakarta, dan lainnya. Masalah praktek itulah yang menjadi nasehat bagi mereka yang ingin lulus TOEFL, TOAFL, IELTS, TOEP, dan lainnya
Ingat, berbahasa asing adalah berbicara (termasuk mendengar) dengan bahasa asing itu.
Praktik! Praktik! Praktik!
Jangan pusingkan buku!
Untuk itu diperlukan native speaker (penutur asli). Kalau nggak ada ya pakai laboratorium.
Kalau nggak ada?
Zaman sekarang pusing karena nggak ada laboratorium?
Newest
Older
Post a Comment
Post a Comment