SEdXx5lkiVZf4jiMtlFWfVgHxR2UbYmUAP1TopcR

Ramadhaniyat; Tadarus

tadarus-al-qur'an-bulan-ramadhan
Bentuk aplikasi Ramadahan sebagai syahrul Qur'an biasanya dalam bentuk tadarus, yakni bacaan Al-Qur'an oleh sekelompok orang di masjid setelah usai shalat tarawih.

Siapa pun yang pernah ikut tadarusan, pasti merasakan kenikmatan tersendiri, ada sensasi khas yang membuat ketagihan untuk mengulangi di malam berikutnya. Yang pernah merasakan silakan angkat tangan.

Tapi bagaimana ceritanya kegiatan tersebut dinamakan tadarus?

Tadarus - Tadarasa
Berasal dari da-ra-sa yang berarti: mempelajari.
Darsun berarti pelajaran.

Konon... Para sahabat ketika mempelajari Al-Qur'an, mereka duduk melingkar bersama Rasulullah, kemudian Rasulullah membacakan ayat yang diikuti oleh para sahabat sekaligus menghafalkannya. Jika diperlukan Rasulullah pun menjelaskan pengertian ayat yang baru saja dihafalkan oleh para sahabat. Hal itu dilakukan berulang-ulang dan rutin.

Tradisi itu berlanjut ke generasi berikutnya... sampai kepada para da'i penyiar Islam di Nusantara.

Bagi masyarakat Nusantara, ayat Al-Qur'an yang menggunakan bahasa Arab merupakan kesulitan tersendiri, sehingga para da'i tidak bisa langsung menjelaskan makna, tafsir, dan kandungan ayat Al-Qur'an. Yang lebih penting adalah mengajari terlebih dahulu cara membaca Al-Qur'an agar lancar dengan makhraj (cara penyebutan huruf) dan tajwid (cara membaca) yang benar.

Cara yang efektif adalah dengan meminta para murid membaca Al-Qur'an secara bergantian. Satu orang membaca dengan suara lantang, yang lainnya menyimak. Jika ada bacaan yang salah, atau makhraj atau tajwid yang tidak tepat, maka saat itu langsung dibenarkan, baik oleh guru, maupun oleh temannya yang menyimak.

Cara seperti itu disebut tadarus yang maksudnya adalah mempelajari cara membaca Al-Qur'an yang benar.

Cara seperti itu yang dibudayakan dalam masyarakat luas dan dipraktikkan. Sekelompok orang membaca Al-Qur'an bersama secara bergantian yang disimak oleh yang lainnya, walaupun tidak ada guru khusus, karena semua orang bisa jadi pengoreksi.

Manfaat yang paling terasa adalah bahwa rata-rata anggota masyarakat memiliki kemampuan membaca Al-Qur'an yang baik dan benar. Tidak ada rasa malu bagi mereka yang belum lancar saat membaca Al-Qur'an, akan terbimbing dengan sendirinya ketika mengikuti tadarus.

Di bulan Ramadhan, kegiatan tersebut ditingkatkan. Tetap tidak meninggalkan fungsi utamanya sebagai kegiatan mempelajari membaca Al-Qur'an yang benar, juga memperbanyak bacaan Al-Qur'an dengan menargetkan berapa kali khatam dalam sebulan. Ada yang dua kali, tiga kali, bahkan sampai sepuluh kali khatam.

Untuk target yang tinggi, antara 5 sampai 10 kali khatam, bacaannya semakin cepat dan banyak. Orang Jawa pun menyebutnya "nderes", seperti hujan yang deras.

Tadarus yang menjadi tradisi di masyarakat nusantara memang hanya terbatas pada tilawah Al-Qur'an secara murottal, koreksi pada bacaan yang salah, dan pada makhraj atau tajwid yang tidak tepat. Tidak ada penjelasan tentang kandungan ayat Al-Qur'an.

Membaca Al-Qur'an tetap menjadi ibadah bagi siapa pun yang membacanya, walaupun tidak memahaminya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Siapa yang membaca satu huruf dari al-Qur'an maka dia mendapat satu pahala. Dan setiap pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR. Turmudzi)

Hadits di atas mengandung makna umum untuk siapa pun yang membaca Al-Qur'an, baik yang memahami atau tidak memahami ayat Al-Qur'an, kapan pun, di mana pun, sendirian atau bersama orang lain. Apalagi jika dilakukan di bulan Ramadhan, pahalanya akan dilipatgandakan.

Tradisi tadarus sebaiknya dilestarikan. Setelah menyelesaikan target untuk satu malam, kegiatan tadarus diakhiri dengan minum teh atau kopi yang diantar oleh anggota masyarakat. Biasanya setiap rumah tetangga masjid bergiliran mengantar minuman dan makanan ringan.

Tidak seperti shalat jamaah yang harus merapatkan shaf, kegiatan tadarus bisa dilakukan meskipun peserta tadarus duduk berjauhan dengan jarak yang lebih dari 100 cm.

Bisakah tadarus dilakukan secara online? Bisa... Tapi kurang asyik.

Ditulis oleh K.H. Amir Ma'ruf Husein, S.Pd.I., M.M. Di akun Facebook pada 9 Mei 2020
Related Posts
SHARE

Related Posts

Langganan Artikel Terbaru

Post a Comment

x

Berlangganan

Dapatkan pemberitahuan melalui email setiap ada artikel baru.