SEdXx5lkiVZf4jiMtlFWfVgHxR2UbYmUAP1TopcR

Ramadhaniyat; Shadaqah

shadaqah
Shadaqah merupakan kata yang digunakan oleh Al-Qur'an dengan makna rangkap. Terkadang digunakan untuk makna shadaqah yang wajib, yaitu zakat; terkadang digunakan untuk makna sunnah, yaitu infak.

Untuk penggunaan dengan maksud zakat tertera pada beberapa ayat berikut:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا

"Ambillah zakat dari harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka". (QS. At-Taubah 103)

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ ..... الخ 

"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,.... dst". (QS. At-Taubah 60)

Sedangkan untuk penggunaan dengan maksud infak, tertera dalam beberapa ayat berikut:

إِن تُبْدُوا۟ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ ۖ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا ٱلْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ

"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu". (QS. Al-Baqarah 271)

قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَآ أَذًى

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima)". (QS. Al-Baqarah 263)

Shadaqah, baik zakat ataupun infaq, merupakan ibadah yang spesifik berkaitan dengan harta.

Pada zakat, ketentuan syariat sangat teknis termasuk dalam penyebutan ukuran-ukuran matematis. Karena itu, demi akuntabilitas, zakat diumumkan, dipublikasikan, sejak dari tahap koleksi sampai ke tahap distribusi. Tidak ada anjuran untuk menyembunyikan zakat.

Zakat dipaksakan. Allah dan Rasul-Nya memberi ancaman bagi orang yang wajib zakat tapi melalaikannya, tidak menunaikannya, atau yang mencoba memanipulasi data agar bisa mengurangi zakat.

Sebaliknya Allah menganugerahi barokah bagi siapa pun yang menunaikan zakat dengan benar, yaitu yang benar ukuran kuantitas dan kualitas zakat, serta tepat waktu.

Harta yang wajib zakat adalah semua harta yang tumbuh dan berkembang, yang kuantitasnya mencapai batas minimum wajib zakat yang dinamakan dengan Nishab, serta dimiliki secara penuh selama satu hatun (haul) kecuali untuk pertanian, barang temuan, dan pertambangan yang tidak disyaratkan haul.

Saya akan membahas zakat yang memiliki syarat haul (atau pemilikan yang mencapai satu tahun), karena biasanya para muzakki memilih bukan Ramadhan untuk membayar zakatnya.

Harta wajib zakat yang memiliki syarat haul adalah:
  1. Zakat ternak.
  2. Zakat bisnis.
  3. Zakat profesi.
  4. Zakat uang dan emas.
Insyaallah pada Ramadhaniyat berikutnya.

Infak atau yang juga populer dengan sebutan sedekah adalah kebaikan yang bersifat sunnah, karenanya tidak ada ketentuan sama sekali tentang ukurannya. Jika zakat hanya diwajibkan kepada orang yang punya harta, maka anjuran infak tidak terbatas kepada orang yang berharta. Siapa pun dianjurkan untuk berinfak, termasuk mereka yang kurang beruntung secara ekonomi.

Banyak orang yang sudah membuktikan janji Allah bagi orang yang berinfak dibayar tunai oleh Allah dalam kehidupan di dunia. Allah berfirman:

يَمْحَقُ ٱللَّهُ ٱلرِّبَوٰا۟ وَيُرْبِى ٱلصَّدَقَٰتِ

"Allah memusnahkan riba dan melipatgandakan sedekah". (QS. Al-Baqarah 276)

Pelipatgandaan itu ada yang 10 kali, ada yang 700 kali, ada juga yang lebih dari 700 kali.

Itulah sebabnya ada orang yang memberi nasehat: "Jangan tunggu kaya baru bersedekah, tetapi bersedekahlah agar menjadi kaya!"

Jika zakat harus diumumkan, maka infak boleh diumumkan, tetapi lebih baik jika disembunyikan. Ayatnya sudah disebut di atas.

Esensi dari shadaqah adalah:
  1. Kesadaran bahwa di dalam harta kita sebenarnya terdapat hak orang lain yang harus kita salurkan. Ketika masih ada hak orang lain, maka harta kita tidak bisa tumbuh-kembang dengan baik. (Jadi ingat sistem penjarangan tanaman).
  2. Jika esensi nomor 1 di atas disadari dengan benar, maka diikuti dengan kesadaran bahwa kita dipilih oleh Allah sebagai penyalur rezeki bagi orang lain. Dalam hal ini Rasulullah bersabda: "Allah memiliki sekelompok orang yang dititipi kenikmatan harta untuk disalurkan memenuhi kebutuhan para hamba Allah yang membutuhkan selama mereka tidak merasa bosan (atau enggan). Jika para hamba Allah yang membutuhkan tersebut merasa bosan (atau enggan) maka Allah akan memindahkan kenikmatan kekayaan tersebut kepada orang lain". (diterjemahkan secara bebas dari beberapa hadits hasan riwayat Thabrani).
  3. Pilihan Allah kepada kita sebagai penyalur rezeki merupakan pilihan bersyarat, yaitu: (1) rezeki disalurkan dengan benar, dan (2) penerima tidak merasa enggan.
Atas dasar itu, sebenarnya orang-orang yang mampu melakukan shadaqah, baik zakat atau pun infak, hendaknya berterimakasih kepada para penerima, sehingga para penerima tidak kapok menerima shadaqah dari kita.

Itulah sebabnya Allah mengingatkan agar shadaqah jangan sampai menyakiti hati para penerima. Daripada bershadaqah tapi menyebabkan sakit hatinya penerima, lebih baik tidak shadaqah disertai permohonan maaf.

Sakit hati penerima shadaqah bisa terjadi karena:
  1. Ucapan yang nyinyir dari pemberi.
  2. Cara pemberian yang tidak manusiawi.
  3. Diumumkan kepada khalayak nama-nama penerima.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. (QS. Al-Baqarah 264)

Infak boleh ditampakkan kepada orang lain dan dipuji oleh Allah jika penampakan infak tersebut menjadi motivasi bagi orang lain sehingga diikuti oleh orang lain. Tetapi merahasiakan infak lebih baik.

Siapa yang mau dipilih oleh Allah menjadi penyalur atau distributor rezeki-Nya bagi orang lain?

Tidak usah daftar kemana-mana.

Mulai saja shadaqah!

Ditulis oleh K.H. Amir Ma'ruf Husein, S.Pd.I., M.M. Di akun Facebook pada 13 Mei 2020
Related Posts
SHARE

Related Posts

Langganan Artikel Terbaru

Post a Comment

x

Berlangganan

Dapatkan pemberitahuan melalui email setiap ada artikel baru.