SEdXx5lkiVZf4jiMtlFWfVgHxR2UbYmUAP1TopcR

Urgensi Bahasa Arab bagi Umat Islam

urgensi-bahasa-arab-bagi-umat-islam

Bahasa Arab adalah bahasa yang lahir di jazirah Arab yang dituturkan oleh suku Arab. Apabila membahas hubungan bahasa Arab dengan agama Islam, maka akan kita dapati bahwa hubungan keduanya sangat erat. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

Hal itu terjadi karena agama Islam lahir di jazirah Arab, kitab sucinya berbahasa Arab, diturunkan kepada nabi yang bersuku bangsa Arab. Lewat agama Islam lah bahasa Arab bisa terjaga keasliannya, serta tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Ia dituturkan oleh banyak orang, baik penutur asli maupun tidak, dan berpengaruh terhadap banyak bahasa di dunia.

Seperti bahasa Indonesia, yang mana terdapat banyak kata serapan yang berasal dari bahasa arab. Sebagaimana disebutkan dalam Wikipedia, porsi kata serapan yang berasal dari bahasa arab antara 10% sampai 15℅. Contohnya: "abad, abadi, abah, abdi, adat, adil, amal, aljabar, almanak, asli, awal, akhir, azan, munafik, mualaf, musyawarah, markas, mistar, malaikat, mahkamah, musibah, mungkar, maut, mimbar, bakhil, baligh, batil, barakah, daftar, hikayat, hikmah, halal, haram, hakim, haji, ilmu, insan, jawab, khas, khianat, khidmat, khitan, kiamat, (al)kitab, kuliah, kursi, kertas, lafaz, nisbah, napas, syariat, salat, ulama, wajib, ziarah, zina(h), zakat".

Sejarah Bahasa Arab

Disebutkan bahwa bahasa Arab sudah ada sejak nabi Adam alaihissalam, manusia pertama yang ada di muka bumi. Hal itu merupakan buah dari penafsiran surat al-Baqarah ayat 31:

وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ 

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!" (QS. Al-Baarah:31)

Orang orang yang berpendapat bahwa bahasa arab telah ada sejak nabi Adam alaihissalam menafsirkan maksud الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا adalah semua bahasa, termasuk di dalamnya bahasa arab.

Namun para peneliti sejarah bahasa Arab tidak mengetahui secara pasti kapan bahasa Arab muncul pertama kali. Sepanjang pengetahuan mereka, bahwa bahasa Arab telah ada sejak abad ke 5 Masehi. Hal itu dibuktikan dengan penemuan teks sastra.

Bahasa Arab termasuk ke dalam bahasa sematik, yaitu bahasa dari anak turunan Syam bin Nuh alaihissalam. Ia tergolong bahasa kuno yang tetap eksis sampai saat ini, berbeda dengan bahasa-bahasa kuno yang lain yang hampir kebanyakan telah punah, atau sudah tidak digunakan lagi.

Bahasa arab diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu bahasa arab fusha (bahasa arab baku), dan bahasa arab ammiyah (bahasa arab pasaran/gaul). Dalam bahasa arab terdapat banyak dialek, dan dialek yang paling bagus adalah dialek suku quraish, yang mana Al-Qur'an turun dalam dialek tersebut.

Pentingnya Umat Islam Belajar Bahasa Arab

Telah disebutkan dalam pembukaan di atas, bahwa agama Islam sangat berhubungan dengan bahasa Arab. Karena sumber hukum Islam yaitu al-Qur'an dan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam menggunakan bahasa Arab. Jadi umat islam mau tidak mau harus mempelajari bahasa Arab dahulu untuk bisa mendalami agama islam. Untungnya hukum mendalami bahasa Arab tidak fardhu 'ain, namun sebatas fardhu kifayah. Jika sudah ada di antara umat islam yang mempelajarinya, maka itu sudah cukup. Dalam sebuah atsar, Umar radhiyallahu anh berkata:

تعلموا العربية فإنها من دينكم 

“belajarlah bahasa arab, karena ia bagian dari agama kalian” 

Walaupun hukumnya fardhu kifayah, tidak menjadikan kita lantas meninggalkannya tanpa mempelajarinya. Karena banyak ibadah yang mengharuskan pelakunya bisa bahasa arab, seperti shalat dan membaca al-Qu’an. Bisa bahasa arab di sini dalam arti bisa membacanya, bukan dalam arti mampu memahaminya. Karena belajar bahasa arab juga ada tingkatan-tingkatannya. Dan belajar membaca teks arab pun tergolong dalam belajar bahasa arab.

Lebih khusus lagi bagi para mujtahid, mufti, ataupun ulama’, hukumnya bisa wajib dalam mendalami bahasa Arab. Karena salah memahami teks Al-Qur'an maupun hadits, bisa fatal akibatnya. Karena ia berimplikasi terhadap produk hukum yang dilahirkan.

Misalkan saja seharusnya hukum suatu perbuatan itu sunnah, namun karena salah dalam memahami teks Al-Qur'an maupun hadits, lantas menganggap perbuatan itu wajib hukumnya. Kesalahan penetapan hukum dari sunnah ke wajib itu sangat fatal, karena membebani umat islam dengan sesuatu yang seharusnya tidak menjadi beban.

Apabila kita mendalami ilmu istinbath hukum (ilmu untuk menetapkan suatu hukum), maka akan kita dapati bahwa hampir kebanyakan pembahasannya sangat berkaitan dengan aspek lughah (bahasa). Seperti pembahasan bentuk perintah, bentuk larangan, bentuk ‘am (umum), bentuk khas (kusus), dll.

Jika seorang mujtahid, mufti, ulama’, ataupun hanya sekedar muballig tidak paham soal ini, maka akibatnya sangat buruk. Akibat yang ditimbulkan adalah salah dalam menerjemahkan teks berbahasa arab, baik itu teks al Qur’an, hadits, maupun kitab-kitab para ulama yang berbahasa arab. Kemudian akan berlanjut menuju kesalahan dalam menetapkan suatu hukum.

Manfaat Mempelajari Bahasa Arab

Mempelajari bahasa arab mempunyai banyak manfaat. Manfaat ini secara umum bisa dirasakan oleh semua orang yang mempelajarinya, baik ia seorang muslim maupun non muslim. Baik itu berupa manfaat duniawi maupun ukhrawi (akhirat). Berikut ini diantara manfaatnya:
  1. Bisa mentadabburi al Qur’an secara langsung tanpa bantuan terjemahan ketika membacanya. Tentu hal itu akan membuat kita lebih khusuk dan bisa menjiwai kandungan-kandungan yang ada di dalamnya.
  2. Bisa mengamalkan sunnah rasulullah sallallahu alaihi wasallam untuk berdoa di sela-sela membaca al-Qu’an. Ketika membaca ayat tentang nikmat, disunnahkan untuk berdo’a supaya bisa mendapatkan nikmat tersebut. Dan jika membaca ayat tentang azab atau siksa, disunnahkan untuk berdoa supaya dihindarkan darinya.
  3. Menambah kekhusu’an dalam shalat. Karena kita tahu arti bacaan-bacaannya.
  4. Terhindar dari kesalahan dalam menerjemahkan teks bahasa arab
  5. Terhindar dari kesalahan dalam menetapkan suatu hukum yang bersumber dari al-Qur’an maupun hadits.
  6. Memperluas wawasan dengan membaca buku-buku yang berbahasa arab, yang belum tentu tersedia dalam versi terjemahan indonesianya.
  7. Berkesempatan mendapatkan beasiswa yang begitu banyak ditawarkan negara-negara Timur Tengah. Baik beasiswa pendidikan keagamaan maupun pendidikan ilmu umum. Apalagi dengan melihat fasilitas-fasilitas yang terbilang cukup banyak yang diberikan oleh pemberi beasiswa. Sangat layak untuk dicoba.
  8. Memperluas kesempatan bekerja di luar negeri, kususnya Timur Tengah.
  9. Meningkatkan penilaian di mata orang lain, ataupun di mata pemberi pekerjaan.
  10. Meningkatkan kecerdasan otak.
Sesungguhnya manfaat ini tidak hanya berlaku ketika mempelajari bahasa arab saja, melainkan berlaku untuk semua bahasa asing. Berikut ini 5 manfaat mempelajari bahasa asing bagi otak kita:
  1. Memperlambat terjadinya demensia
  2. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
  3. Meningkatkan kemampuan kognitif
  4. Meningkatkan pemikiran kritis dan peka terhadap lingkungan
  5. Peningkatan sensitivitas perseptual
Penulis: Mansur Syah, seorang mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Program Studi Ahwal Syakhsiyah, sekaligus Pemilik Arobiyah Institute 

Referensi:
[1] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_kata_serapan_dari_bahasa_Arab_dalam_bahasa_Indonesia
[2] http://www.saaid.net/Doat/aldgithr/35.htm
[3] https://www.muslim.or.id/30267-keistimewaan-bahasa-arab-1.html#_ftn1
[4] https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/info-sehat/tidak-rugi-belajar-bahasa-asing-ini-5-manfaatnya-untuk-perkembangan-otak/

Related Posts
SHARE

Related Posts

Langganan Artikel Terbaru

Post a Comment

x

Berlangganan

Dapatkan pemberitahuan melalui email setiap ada artikel baru.