SEdXx5lkiVZf4jiMtlFWfVgHxR2UbYmUAP1TopcR

Berbuka dengan yang Manis

berbuka-dengan-yang-manis-manis
Barangkali kita pernah mendengar adanya hadits yang mengatakan: Berbukalah dengan yang manis.

Ternyata ungkapan itu bukanlah hadits. Saya sudah mencari di beberapa kitab hadits, bahkan di internet. Nggak ketemu... Siapa sih yang usil?

Berbuka, khususnya untuk takjil, memang bagus kalau dimulai dengan makanan atau minuman yang manis. Tapi jangan sembarangan, bisa-bisa hikmah kesehatan dari puasa tidak didapatkan.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasanya berbuka dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat maghrib. Jika tidak ada ruthab, beliau berbuka dengan tamar (kurma kering). Jika tidak ada tamar, beliau hanya minum air putih beberapa teguk untuk berbuka. (HR. Abu Dawud)

Hadits di atas adalah hadits fi'ly (perbuatan), yaitu hadits persaksian sahabat tentang apa yang diperbuat oleh Rasulullah dan dikabarkan kepada umat. Selain hadits fi'ly, ada hadits qauly (ucapan) berupa sabda Rasulullah dan hadits taqriry (persetujuan) berupa persetujuan atas apa yang dilakukan atau diucapkan oleh sahabat yang dilihat atau didengar oleh Rasulullah.

Hadits fi'ly tentang cara berbuka Rasulullah di atas bukanlah sebuah perintah yang harus diikuti. Namun keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah senantiasa dibimbing oleh wahyu, maka diyakini adanya hikmah yang besar.

Menurut para ahli gizi, kurma memiliki kandungan gizi yang tinggi. Website hellosehat.com menguraikan: Secara umum, kandungan utama dari buah ini adalah karbohidrat sederhana (terutama gula, seperti sukrosa dan fruktosa). Hampir 70% dari kurma terdiri dari karbohirat yang berperan penting dalam memberikan tenaga bagi tubuh manusia.

Kurma juga mengandung beberapa sumber nutrisi lainnya, seperti:
7 gram serat
2 gram protein
20% kebutuhan kalium harian
14% kebutuhan magnesium harian
18% kebutuhan tembaga
15% kebutuhan mangan
5% kebutuhan zat besi harian
12% kebutuhan vitamin B6 harian

Tak hanya itu. Kurma juga kaya akan asupan kalsium, zat besi, vitamin K, folat, serta antioksidan seperti karoten, fenolik, avanoid, dan anthocyanin. Antioksidan ini sangat diperlukan di saat pandemi Corona.

Dibedakan dari tingkat kematangannya, kandungan nutrisi buah ini bisa bervariasi antar satu dengan yang lain. Misalnya saja, Per 100 gram kurma kering (tamar) mengandung 284 kalori dan 76 gram karbohidrat. Dengan takaran sama, kurma segar (ruthab) mengandung hanya sekitar 142 kalori dan 37 gram karbohidrat. Sebaliknya, Ruthab memiliki kandungan air, serat, dan protein yang jauh lebih banyak daripada Tamar.

Beberapa manfaat kurma untuk kesehatan antara lain:
  1. Menjaga kesehatan pencernaan.
  2. Menjaga risiko diabetes.
  3. Meningkatkan kesehatan tulang.
  4. Mencegah anemia.
  5. Meningkatkan kesehatan jantung.
  6. Menangkal radikal bebas.
  7. Menjaga kesehatan otak.
  8. Membantu menurunkan berat badan.
  9. Membantu mencukupi kebutuhan cairan.
  10. Melancarkan persalinan.
Kurma memang buah yang tumbuh di Timur Tengah. Syukurlah saat ini kita mudah mendapatkan kurma, bahkan sudah dicoba dibudidayakan di negeri kita. Tetapi dahulu, ketika transportasi belum semaju dan sebanyak saat ini, nenek-moyang kita teramat sulit untuk mendapatkan kurma. mereka dengan pengalaman pengetahuan mereka berupaya mengganti kurma dengan apa yang ada di sekitar mereka, maka muncullah kolak, bubur kacang hijau, sop buah, dan lain sebagainya yang manis dan mengandung nutrisi yang diperlukan oleh orang yang berbuka puasa. Warisan kuliner nenek-moyang kita berkelanjutan hingga saat ini yang tersedia untuk takjil. Salut untuk nenek moyang kita.

Sebagai tambahan, saya ingin menyampaikan sebuah hadits dari istri Rasulullah, Aisyah Al-Humairah radliyallahu 'anha:

كَانَ أَحَبُّ الشَّرَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحُلْوَ الْبَارِدَ

Minuman yang paling disukai oleh Rasulullah ialah yang dingin dan manis. (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim)

Bukan es campur, es buah, atau es teler yang dimaksud di dalam hadits di atas. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan minuman yang dingin dan manis adalah air sejuk yang dicampur dengan madu, atau air rendaman buah atau dedaunan yang memiliki khasiat kesehatan yang sudah didiamkan sekian lama, atau air putih yang sudah menginap semalaman di dalam bejana kulit atau bejana dari tanah. Air rendaman buah atau daun saat ini disebut dengan air infus. (Infused water)

Dalam bahasa Arab, berbuka puasa disebut dengan Ifthar (إِفْطَار). Sehari-hari kata ifthar sama dengan kata futhur yang berarti sarapan atau makan pagi. Dalam bahasa Inggris disebut “breakfast”, break = pecah, rusak; dan fast = puasa. Tidur malam dianggap puasa dari makan dan minum sehingga sarapan dianggap nutrisi pertama setelah tidur. Istilah breakfast menjadi tidak populer untuk buka puasa. Mereka lebih memilih ifthar daripada breakfast.

Kembali kepada ungkapan "Berbukalah dengan yang manis". Ternyata ada betulnya juga. Bukan hadits, hanya kata bijak ulama. Meskipun saat ini banyak ditemukan meme tentang ungkapan tersebut di media sosial.

Saya sendiri ingin mengajukan ungkapan yang berbeda, bukan meme, yaitu: "Berbukalah dengan yang halal, bersama orang yang tersayang."

Related Posts
SHARE

Related Posts

Langganan Artikel Terbaru

Post a Comment

x

Berlangganan

Dapatkan pemberitahuan melalui email setiap ada artikel baru.