SEdXx5lkiVZf4jiMtlFWfVgHxR2UbYmUAP1TopcR

Shuumuu Tashihhuu

puasa-menyehatkan

Shuumuu tashihhuu
(صُوْمُوْا تَصِحُّوْا) berarti: "puasalah, kalian akan sehat". Penggalan sebuah hadits melalui tiga jalur: Abu Hurairah, Ali bin Abi Thalib, dan Abdullah ibnu Abbas. Tetapi ketiga jalur sanad tersebut dinilai dla'if (lemah), bahkan dla'if jiddan (sangat lemah) oleh para ulama' hadits.

Jika ditinjau dari aspek matan atau isi hadits tersebut, para ulama mendukung dan menyetujui.

Kalau begitu, kita ambil saja isi kandungannya dan tidak menyebutnya sebagai hadits. Aman...

Para ulama' menyetujui kandungan ungkapan di atas karena memang sejalan dengan hadits shahih ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya sendiri." [HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Sudah banyak kajian dan penelitian tentang hubungan antara kesehatan dan perut, dari zaman dahulu sampai saat ini. Semua penelitian tersebut memiliki simpulan yang mirip bahwa hampir semua penyakit manusia bermula dari makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh manusia dan masuk ke lambung mereka. Semua kajian dan penelitian pun memiliki rekomendasi yang serupa untuk menjaga kesehatan, yaitu puasa.

Di antara manfaat puasa bagi kesehatan yang dirilis oleh doktersehat.com adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan Kesehatan Kardiovaskular yang berkaitan dengan pembuluh darah dan jantung.
  2. Menurunkan tekanan darah, khususnya bagi mereka yang menderita hypertensi (tekanan darah tinggi).
  3. Menurunkan level gula darah, khususnya bagi mereka yang menderita diabetes (kencing manis).
  4. Menurunkan berat badan, khususnya bagi mereka yang menderita obesitas (kegemukan, kelebihan berat badan).
  5. Meningkatkan kesehatan mental.
  6. Membuang racun dalam tubuh atau detoksifikasi.
  7. Meningkatkan fungsi otak.
  8. Menjaga awet muda.
  9. Membantu mencegah kanker.
  10. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  11. Meningkatkan regenerasi sel.
Terkait dengan regenerasi sel, pada tahun 2016 Yoshinori Ohsumi, seorang peneliti dari Jepang mendapat hadiah Nobel karena penelitiannya tentang Autophagy, istilah Yunani yang berarti “memakan diri sendiri”. Secara ilmiah, autophagy dikenal sebagai kemampuan sel dalam tubuh untuk memakan atau menghancurkan komponen tertentu di dalam sel itu sendiri.

Dengan autophagy, sel dapat dapat mengisolasi bagian dari sel yang rusak, mati, tidak bisa diperbaiki, terserang penyakit maupun terinfeksi. Setelah mengisolasi bagian yang bermasalah, sel kemudian menghancurkan bagian tersebut menjadi sesuatu yang tidak membahayakan dan melakukan daur ulang untuk menghasilkan energi dalam sel.

Komponen-komponen sel yang rusak akan dibangun dan diperbaharui kembali. Pada kasus sel yang terkena infeksi, autophagy juga dapat mengeliminasi bakteri atau virus penginfeksi. Tak hanya itu, autophagy juga berkontribusi dalam perkembangan embrio hingga pencegahan dampak negatif dari proses penuaan.

Selama proses Autophagy, tubuh harus terbebas dari makanan atau minuman minimal selama 12 jam.

Kaum muslimin di Indonesia, atau di negara-negara tropis akan berpuasa selama 13 sampai 14 jam. Sudah memenuhi waktu minimal untuk proses autophagy.

Di balik semua manfaat kesehatan yang insyallah akan didapatkan oleh mereka yang tekun berpuasa selama bulan Ramadhan, saya hanya ingin mengingatkan agar kita meluruskan niat.

Niat kita tetap lillahi ta'ala, karena taat menjalankan perintah Allah dan untuk mencari ridha Allah. Biarlah hikmah kesehatan itu menjadi bonus yang besar. Jangan salah niat!.

Related Posts
SHARE

Related Posts

Langganan Artikel Terbaru

Post a Comment

x

Berlangganan

Dapatkan pemberitahuan melalui email setiap ada artikel baru.